Rabu, 17 Juni 2009

Pembelajaran Menyimak di SMA

PEMBELAJARAN MENYIMAK DI SMA[1]

Oleh : Narbuqo Nanang Sunarso

A. Pendahuluan

Betapa penting peran menyimak dalam kehidupan sehari-hari, kiranya tidak perlu diragukan lagi. Dalam kehidupan sehari-ari manusia selalu dihadapkan pada berbagai kesibukan menyimak. Apalagi dalam era globalisasi seperti saat ini, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi, masyarakat dituntut untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media, seperti radio, televisi, telepon, dan internet, mapun melalaui tatap muka secara langsung.

Berbagai lembaga, baik di linkungan pemerintah, maupun swasta sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan bidang informasi yang dibutuhkanya untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui kegiatan rapat, ceramah, seminar, diskusi, debat, simposium, dan sebagainya. Dalam kegiatan semacam itu, peserta dituntut untuk memiliki keterampilan menyiak yang memadai.

Jika diperinci, minimal ada empat peran menyimak dalam kehidupan, yaitu sebagai landasan belajar, penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, pelancar komunikasi, dan penambah informasi. Apabila dibadingkan dengan aktivitas berbahasa yang lain, aktivitas menyimak selalu melebihi kegiatan berbicara, membaca, dan menulis. Hasil penelitian Paul T. Rankin menyebutkan bahwa dalam kehidupan, 42 % kegiatan menyimak, 25% berbicara, 14% membaca, dan 11% menulis (Setyaningsih, 2007: 1). Hal itu menunjukkan bahwa menyimak mempunyai peranan yang penting.

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, keterampilan menyimak agaknya kurang mendapatkan perhatian yang semestinya oleh para guru Bahasa Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah keterampilan ini belum diujikan dalam ujian nasional. Kenyataan menunjukkan bahwa guru, termasuk guru Bahasa Indonesia, lebih mementingkan kompetensi-kompetensi yang akan diujikan dalam ujian nasional tersebut. Hal itu memang tidak dapat disalahkan sepenuhnya, sebab martabat suatu sekolah salah satunya ditentukan oleh kualitas hasil para siswanya dalam mengikuti ujian nasional.

Namun demikian, para guru perlu memahami bahwa keterampilan menyimak ini merupakan keterampilan berbahasa yang paling banyak dimanfaatkan dalam berkomunikasi (lisan). Oleh sebab itu, agar para siswa dapat melaksanakan komunikasi lisan dengan baik perlu dibekali dengan keterampilan menyimak yang memadai. Tidak ada jalan lain yang lebih tepat kecuali para guru perlu melaksanakan pembelajaan menyimak secara fektif.

Mengingat betapa penting peran menyimak dalam kehidupan manusia, pembelajaran menyimak sebagai bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah (khususnya SMA) sudah selayaknya mendapat perhatian yang sama dengan pemebelajaran keterampilan berbahasa yang lain. Pembelajaran menyimak perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh sebagaimana pembelajaran keterampilan yang lain.

Agar dapat melaksanakan pembelajaran menyimak dengan baik, guru dituntut memiliki keterampilan menyimak yang memadai dan dapat mengelola pembelajaran menyimak secara efektif. Permasalahannya, bagaimanakah materi ajar pembelajaran menyimak di SMA dan bagaimanakah contoh pengembangan pembelajaran menyimak di SMA?

Dalam makalah yang sederhana ini dicoba dideskripsikan tentang konsep menyimak, teknik pembelajaran menyimak, dan contoh pengembangan pembelajaran menyimak di SMA.

B. Konsep Menyimak

Menyimak merupakan suatu proses. Sebagai sebuah proses, peristiwa menyimak diawali dengan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara langsung atau tidak langsung. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasikan jenis dan pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Jeda dan intonasi juga ikut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian ditafsirkan maknanya dan dinilai kebenarannya agar diputuskan diterima tidaknya. Dengan kata lain, menyimak merupakan suatu proses yang mencakup mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalam wacana lisan.

Tujuan utama menyimak antara lain untuk mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan memperbaiki kemampuan berbicara.

1. Jenis-jenis Menyimak

Secara garis besar menyimak dibagi menjadi dua jenis (Tarigan, 1990), yakni menyimak ekstensif dan menyimak intensif.

a. Menyimak ekstensif

Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, dan menyimak pengumuman.

Menyimak ekstensif meliputi

1) menyimak sekunder, yaitu menyimak yang terjadi secara kebetulan, misalnya, sambil memasak mendengarkan siaran berita;

2) menyimak sosial, yaitu menyimak yang berlangsung dalam situasi-situasi sosial seperti di pasar atau terminal;

3) menyimak apresiatif, yaitu menyimak untuk menghayati dan menikmati sesuatu, misalnya menyimak pembacaan puisi atau menyimak drama; dan

4) menyimak pasif, yaitu menyimak yang dilakukan tanpa upaya sadar. Jenis-jenis menyimak ini lebih banyak digunakan secara alamiah.

b. Menyimak intensif

Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi agar dapat menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif diakhiri dengan kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang dipahami secara lisan maupun tulis.

Jenis-jenis menyimak intensif adalah

1) menyimak kritis, yaitu kegiatan menyimak untuk memberikan penilaian secara objektif mengenai kebenaran informasi yang disimak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis (Kamidjan, 2002: 13):

a) mengamati ketepatan ujaran pembicara

b) mencari jawaban atas pertanyaan “mengapa menyimak”

c) dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak

d) dapatkah penyimak mengambil kesimpulan dari hasil menyimak

e) dapatkan penyimak menafsirkan makna idiom, ungkapan, dan masaj dalam kegiatan menyimak.

2) menyimak konsentratif, yaitu menyimak dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (Kamidjan, 2002:14):

a) mengikuti petunjuk-petunjuk, misalnya petunjuk untuk mengisi formulir pendaftaran,

b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak, misalnya unsur-unsur bahasa,

c) mencari hubungan kualitas dan kuantitas dalam suatu komponen,

d) mencari halhal penting dalam kegiatan menyimak,

e) mencari urusan penyajian dalam bahan menyimak,

f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak.

3) menyimak eksploratif, yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan untuk menemukan informasi baru. Pada akhir kegiatan menyimak, penyimak dapat menemukan:

a) gagasan baru,

b) informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu,

c) topik-topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan datang

d) unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.

4) menyimak kreatif, yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas penyimak. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara:

a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan sebagainya,

b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara, namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda,

c) merekronstruksi pesan yang telah disampaikan,

d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.

5) menyimak interogatif, yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut. Kegiatan menyimak interogatif bertujuan:

a) mendapat fakta-fakta dari pembicara,

b) menyimak gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik,

c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.

6) menyimak selektif, yaitu kegiatan menyimak yang memusatkan perhatian pada hal tertentu yang sudah dipilih.Menyikan selektif mempunyai ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain, yaitu:

a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian terteentu yang diinginkan,

b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu

c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.

Menurut Kamidjan dan Suyono (2002: 12) dalam menyimak intensif ada beberapa ciri yang harus diperhatikan, yaitu

1) menyimak intensif adalah menyimak pemahaman

Pemahaman ialah suatu aspek pikiran tentang suatu objek. Pemahaman merupakan hasil dari proses memahami terhadap suatu bahan simakan. Siswa dikatakan memahami objek jika ia telah menguasai seluruh objek itu. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif bertujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Hal ini berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan pada hiburan, kontak sosial, dan sebagainya. Menyimak intensif prioritas utamanya adalah memahami makna pembicaraan.

2) menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi

Konsentrasi ialah memusatkan semua perhatian baik pikiran, perasaan, ingatan, dan sebagainya kepada suatu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan pikiran terhadap bahan yang disimak. Agar menyimak dapat dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi, perlu dilakukan dengan beberapa cara, antara lain, menjaga pikiran agar tidak terpecah, perasaan tenang dan tidak bergejolak, perhatian terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal yang dapat mengganggu kegiatan menyimak, baik internal, maupun eksternal.

3) menyimak intensif ialah memahami bahasa formal

Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal (resmi), misalnya ceramah, diskusi, temu ilmiah, dan sebagainya. Bahasa yang digunakan pada kegiatan tersebut adalah bahasa resmi atau bahasa baku yang lebih menekankan pada makna.

4) menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan

Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) tulis (menulis, mengarang) dan (2) lisan (berbicara).

Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi, antara lain, untuk:

a) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara;

b) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang;

c) mengetahui kemampuan daya serap siswa; dan

d) mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang bahan yang telah disimak.

2. Syarat Menyimak

Agar dapat menyimak secara efektif, penyimak harus menyimak dengan penuh konstrasi, menelaah materi simakan, menyimak dengan kritis, dan apabila simakan cukup panjang dapat diikuti dengan kegiatan mencatat. Di samping itu, penyimak hendaknya siap fisik dan mental, bermotivasi, objektif, menyeluruh, selektif, tidak mudah terganggu, menghargai pembicara, cepat menyesuaikan diri, tidak mudah emosi, kontak dengan pembicara, dan responsif.

Pada saat menyimak, perlu dihindari beberapa kebiasaan yang kurang menguntungkan, antara lain, keegosentrisan, keengganan ikut terlibat, ketakutan akan perubahan, keinginan menghindari pertanyaan, puas terhadap penampilan eksternal, menghindari penjelasan yang sulit, penolakan terhadap pembicara, mengkritik penampilan/cara berbicara pembicara, perhatian pura-pura, mencatat detil pembicaraan, dan menyerah pada gangguan.

3. Tahap-tahap Menyimak

Dalam proses menyimak, menyimak dilakukan secara bertahap. Tahap-tahap ini sangat mempengaruhi hasil menyimak yang tujuan akhirnya apakah si penyimak memahami apa yang disampaikan.Berikut ini tahap-tahap menyimak menurut Tarigan (1990: 58), yaitu:

a. Tahap mendengar

Tahap mendengar merupakan proses yang dilakukan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraan, hal ini barulah tahap mendengar atau berada dalam tahap hearing.

b. Tahap memahami

Setelah proses mendengarkan pembicaraan disampaikan, isi pembicaraan tadi perlu dimengerti atau dipahami dengan baik. Tahap ini disebut tahap understanding.

c. Tahap menginterpretasi

Penyimak yang baik, cermat, dan teliti belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, tetapi ada keinginan untuk menafsirkan atau mengintrepretasikan isi yang tersirat dalam ujaran. Tahap ini sudah sampai pada tahap interpreting.

d. Tahap mengevaluasi

Tahap mengevaluasi merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menerima pesan, ide, dan pendapat yang disampaikan oleh pembicara, maka penyimak pun pada tahap ini menanggapi dari pembicaraan tadi.

4. Teknik Pembelajaran Menyimak

Agar pembelajarn menyimak dapat berhasil dengan baik perlu dipilih teknik pembelajaran yang sesuai. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknik pembelajaran, antara lain, teknik yang dipilih hendaknya:

a. relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai

b. menantang dan merangsang siswa untuk belajar

c. mengembangkan kreativitas siswa secara individual/kelompok

d. memudahkan siswa memahami materi pelajaran

e. mengarahkan aktivitas balajar siswa pada tujuan pembelajaran

f. mudah diterapkan dan tidak menuntut peralatan yang rumit, dan

g. menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Ada banyak teknik pembelajaran menyimak. Setyaningsih (2007) menawarkan berapa teknik, di antaranya berikut ini.

a. Simak-Ulang Ucap

Teknik simak-ulang ucap biasanya digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas. Guru dapat mengucapkan atau memutar rekaman bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, ungkapan, semboyan, kata mutiara dengan lafal dan intonasi yang tepat. Setelah itu, siswa menirukan ucapan guru. Pengucapan ulang bunyi bahasa tersebut dapat dilakukan secara klasikal, kelompok, atau individual.

b. Bermain Tebak-tebakan

Bermain tebak-tebakan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang sederhana, guru mendeskripsikan secara lisan suatu benda tanpa menyebutkan nama bendanya. Tugas siswa menerka nama benda itu. Tentu saja, guru dapat memodifikasi permainan ini agar lebih menarik.

c. Mengidentifikasi Kata Kunci

Untuk menyimak kalimat yang panjang, siswa perlu mencari kalimat intinya. Kalimat inti dapat dicari melalui beberapa kata kunci. Kata kunci itulah yang mewakili pengertian kalimat. Guru menyiapkan kalimat panjang dan disampaikan secara lisan. Setelah menyimak, siswa harus menentukan beberapa kata kunci yang mewakili pengertian kalimat.

d. Mengidentifikasi Kalimat Topik

Setiap paragraf dalam wacana mengandung dua unsur, yakni kalimat topik dan kalimat pengembang. Guru memperdengarkan sebuah wacana pendek (satu paragraf). Setelah menyimak, siswa disuruh menyebutkan kalimat topiknya.

e. Menjawab Pertanyaan

Melakukan teknik ini siswa dilatih untuk memahami isi bahan simakan. Setelah menyimak, siswa diminta menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi wacana yang diperdengarkan. Pertanyaan yang harus dijawab siswa tentu saja dikembangkan sesuai dengan bahan simakan. Adapun bahan simakan dapat berupa wacana nonsastra maupun wacana sastra.

f. Menyelesaikan Cerita

Guru atau salah seorang siswa diminta menceritakan sebuah kisah yang sudah dipersiapkan, sedangkan siswa yang mendengarkan cerita tadi. Setelah guru/siswa mengisahkan sebagian cerita, siswa lain diminta meneruskan cerita tersebut. Demikian seterusnya secara bergiliran siswa diminta melanjutkan cerita temannya sampai cerita itu berakhir. Dengan cara demikian, siswa harus menyimak jalan cerita yang disampaikan sebab pada giliran berikutnya setiap siswa mungkin ditunjuk guru untuk melanjutkan cerita,

g. Bisik Berntai

Guru membisikan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan kepada siswa ketiga. Begitu seterusnya. Siswa terakhir menyebutkan pesan itu dengan suara keras dan jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai kepada siswa terakhir atau tidak.

h. Merangkum

Merangkum atau menyingkat isi bahan simakan berarti menyimpulkan isi bahan simakan secara singkat. Siswa mencari inti bahan simakan. Bahan yang dilisankan dapat berupa wacana sastra maupun nonsastra.

i. Memparafrase

Parafrase berarti alih bentuk. Dalam pembelajaran sastra, parafrase diwujudkan dalam bentuk memprosakan puisi. Guru mempersiapkan puisi yang sesuai. Puisi dibacakan dengan suara dan intonasi yang tepat. Siswa menyimak dan kemudian menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.

5. Pembelajaran Menyimak di SMA

Di dalam KTSP SMA/MA 2006 disebutkan bahwa ada 12 Standar Kompetensi (SK) yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran berbahasa dan bersastra subaspek kemampuan menyimak dengan rincian 6 SK kemampuan menyimak aspek berbahasa dan 6 aspek kemampuan bersastra. Enam SK kemampuan menyimak aspek berbahasa dikembangkan menjadi 24 Kompetensi Dasar (KD), sedangkan 6 SK kemampuan menyimak aspek bersastra dikembangkan menjadi 24 KD.

Adapun penjabaran SK dan KD pada tiap kelas adalah sebagai berikut.

Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

1.1 Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik (berita dan nonberita)

1.2 Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disam­­paikan secara langsung/melalui rekam­an

5. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung

5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman

5.2 Mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman

Kelas X, Semester 2

9. Memahami informasi melalui tuturan

9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung

9.2 Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan)

13. Memahami cerita rakyat yang dituturkan

13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman

13.2 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman

Kelas XI, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan wawancara

1.1 Menemukan pokok-pokok isi sambutan/ khotbah yang didengar

1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara

5. Memahami pementasan drama

5.1 Mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama

5.2 Menganalisis pementasan drama berdasarkan teknik pementasan

Kelas XI, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

9. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar

9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar

9.2 Mengomentari pendapat seseorang dalam suatu diskusi atau seminar

13. Memahami pembacaan cerpen

13.1 Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan

13.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan

Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Memahami informasi dari berbagai laporan

1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan

1.2 Mengomentari berbagai laporan lisan dengan memberikan kritik dan saran

2. Memahami pembacaan novel

2.1 Menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan

2.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel

Kelas XII, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

9. Memahami informasi dari berbagai sumber yang disampaikan secara lisan

9.1 Mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang disampaikan secara langsung

9.2 Mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang disampaikan melalui radio/televisi

13. Memahami pembacaan teks drama

13.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang dididengar melalui pembacaan

13.2 Menyimpulkan isi drama melalui pembacaan teks drama

Berkaitan dengan pencapaian 12 SK tersebut, guru perlu menyiapkan bahan pembelajaran berupa:

1) pembacaan wacana nonberita dan wacana berita,

2) pembacaan cerita

3) pembacaan puisi

4) tuturan langsung/tidak langsung

5) pembacaan cerita rakyat

6) pembacaan sambutan/khotbah

7) wawancara/rekaman wawancara

8) pementasan drama

9) diskusi/seminar

10) pembacaan cerpen

11) laporan lisan

12) pembacaan penggalan novel

13) rekaman informasi dari radio/tv

14) pembacaan teks drama.

6. Contoh Pengembangan Materi Pembelajaran Menyimak

Berikut ini disajikan contoh pengembangan model dan materi ajar pembelajaran menyimak.

a. Menyimak Wawancara

Menyimak wawancara merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk melatih kepekaan siswa dalam menrima atau mencari informasi. Informasi tersebut dapat dipergunakan untuk mendukung keterampilan berbahasa lainnya, seperti menulis dan berbicara. Pembelajaran menyimak wawancara dapat dilakukan dengan berbagai cara dan teknik penyajian. Misalnya, menyimak langsung atau tidak langsung yaitu melalui rekaman dari kaset atau video. Mujianto P. (2006) menawarkan contoh penyajian pembelajaran menyimak sebagaimana berikut ini.

1) Menyimak Wawancara dan Mencatat Hal Penting dan Menarik

Topik yang dibicarakan dalam wawancara tentu selalu berbeda. Hal tersebut bergantung dari apa yang dibutuhkan oleh si pewawancara. Begitu pula dengan pendengarnya. Wawancara akan menarik apabila si pendengar merasa topiknya baru/aktual dan dibutuhkan.

2) Melaporkan Hal-hal Penting dan Menarik

Setelah siswa menemukan informasi penting dan menarik, siswa diminta mengelompok dan mendiskusikan hal-hal penting dan menarik yang terdapat dalam wawancara tadi. Perhatikan hal penting dan menarik mulai dari wawancara dimulai sampai berakhirnya wawancara. Setelah selesai, masing-masing dari wakil setiap kelompok melaporkan hasilnya, kelompok lain memberikan tanggapan. Berdasarkan tanggapan tersebut, siswa diminta memperbaiki hasil kerja kelompoknya.

3) Menyimpulkan Isi Wawancara

Setelah siswa menemukan informasi penting dan menarik, tiap-tiap siswa membuat kesimpulan dari hasil wawancara tadi. Cara yang dapat siswa lakukan untuk menyimpulkan hasil wawancara adalah mengembangkan hal-hal penting yang telah siswa catat dengan menggunakan tanda penghubung yang tepat. Setelah selesai, siswa menukarkan pekerjaannya dengan temannya. Siswa mengoreksi hasil pekerjaan temannya dengan memperhatikan kesesuaian isi, penggunaan kalimat, tanda baca dan ejaan, serta ketepatan pembuatan kesimpulan. Kemudian, siswa melaporkan hasil koreksiannya tersebut dan menanggapi. Berdasarkan koreksian temannya, siswa memperbaiki hasil kesimpulannya.

Contoh format laporan menyimak wawancara

LAPORAN MENYIMAK WAWANCARA

Nama/kelas : ___________________

Hari, tanggal : ___________________

Pukul : ___________________

Stasiun tv/radio : ___________________

Nama acara : ___________________

Pewawancara : ___________________

Narasumber : ___________________

Pokok-pokok isi wawancara:

_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Hal-hal yang menarik dalam wawancara

_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Kesimpulan wawancara

_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

b. Menyimak Sambutan/Khotbah

Menyimak sambutan/khotbah dapat dilakukan melalui lingkungan, baik di masyarakat umum, maupun di sekolah. Menyimak sambutan/khotbah merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi juga menambah wawasan. Dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan, seorang siswa akan lebih mampu berpikir dan bertindak Berikut ini contoh model dan pengembangan materi ajar pembelajaran menyimak.

1) Menjawab Pertanyaan

Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap isi sambutan/khotbah yang disimak, siswa diminta menjawab berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan isi sambutan/khotbah tersebut. Jenis pertanyaan hendaknya yang bervariasi, baik pertanyaan yang bersifat eksplisit, maupun inplisit. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mencerminkan kemampuan siswa dalam menyimak suatu sambutan/khotbah.

2) Menemukan hal-hal penting dalam Sambutan/Khotbah

Pada saat menyimak sambutan/khotbah tadi, siswa dapat menentukan hal-hal penting yang terdapat dalam sambutan/khotbah tersebut. Sekarang, siswa diminta menuliskannya dengan kalimat yang singkat dan jelas di papan tulis lalu didiskusikan ketepatan isi, struktur dan ejaannya.

3) Menyimpulkan Isi sambutan/khotbah

Berdasarkan hal-hal penting yang sudah didiskusikan siswa, siswa diminta membuat sebuah paragraf yang dikembangkan secara utuh dan padu sehingga menjadi sebuah kesimpulan dari sambutan/khotbah yang siswa dengar.

Contoh format laporan menyimak sambutan/khotbah.

LAPORAN MENYIMAK SAMBUTAN/KHOTBAH

Nama/kelas : ___________________

Hari, tanggal : ___________________

Pukul : ___________________

Tempat/masjid : ___________________

Pembicara/khotib : ___________________

Acara : ___________________

Pokok-pokok isi sambutan/khotbah:

_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Hal-hal yang menarik dalam sambutan/khotbah

_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Kesimpulan sambutan/khotbah

_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Tanggapan/komentar

_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

C. Penutup

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan di SMA. Seperti halnya keterampilan membaca, menulis, dan berbicara, menyimak perlu diajarkan secara baik dan mendalam. Menyimak ada beberapa jenis, yaitu menyimak intnsif dan menyimak ekstensif. Ada beberapa teknik pembelajaran menyimak, misalnya simak ulang-ucap, bermain tebak-tebakan, menjawab pertanyaan, mengidentifikasi kalimat topik, dan merangkum.

Daftar Pustaka

Kamidjan, dan Suyono. 2005. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Pelajaran Menyimak. Jakarta: Direktorat PLP Dirjen Dikdasmen Depdiknas.

Mujianto P. 2006. ”Pembelajaran Menyimak di Sekolah Menengah Atas”. Materi TOT Guru Pemandu/Instruktur Bahasa Indonesia SMA. Semarang: LPMP Jawa Tengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Setyaningsih, Nas Haryati. 2007. ”Pengembangan Keterampilan Menyimak di SMA”. Pendalaman Materi Ajar Bahasa Indonesia Materi TOT Guru Pemandu/ Instruktur Bahasa Indonesia SMA. Semarang: LPMP Jawa Tengah.

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.



[1] Tugas Mata Kuliah Pengajaran Bahasa dosen Dr. Harun Joko P., M.Hum.